Salah satu bayi lucu di dunia. |
Salah satu pertanyaan yang cukup sering ditanyakan oleh Ibu baru padaku adalah tentang masalah perBABan bayinya. Entah itu masalah tekstur maupun frekuensi. Sungguh, kebahagiaan seorang Ibu itu adakalanya sesederhana anaknya bisa BAB (Buang Air Besar) dengan lancar lho! Aku juga pernah mengalami masa dimana penantianku setiap hari adalah waktunya Keira BAB, ya gimana dulu itu rekor terlama Keira itu 7 hari nggak BAB. Ini bukan bahasan yang njijiki karena percayalah banyak banget yang penasaran ; sebenarnya BAB yang normal pada bayi itu yang kayak gimana sih?
Sebenernya sama seperti kita BAB pada bayi juga dipengaruhi oleh banyak faktor, misalnya apakah bayi tersebut minum ASI saja atau minum susu formula. Jenis susu formula yang berbeda pun dapat menyebabkan BAB yang berbeda pula pada bayi. Jika bayi sudah mulai memakan MPASI tentu saja makanan yang ia makan pun akan berpengaruh kepada BABnya. Namun apakah makanan yang dimakan Ibu bisa berpengaruh kepada bayinya? hmm... menurutku kok nggak ngaruh ya. Misalnya si Ibu makan ayam goreng dan sambal terasi apakah lantas ASInya jadi rasa ayam goreng dan bau terasi? kan nggak juga kan.
Oke yuk kita bahas satu persatu soal BAB ini.
1. Tekstur
Pada bayi yang minum ASI, konsistensi fesesnya biasa lebih lunak dan lembut, bahkan kadang sedikit cair seperti diare dengan bau yang sedikit menyengat. Hal ini dikarenakan ASI lebih mudah dicerna oleh tubuh bayi. Sedangkan feses pada bayi dengan susu formula biasanya cenderung lebih padat dibandingkan dengan feses pada bayi ASI.
2. Warna
Warna feses pada bayi berubah-ubah tergantung usia dan asupan nutrisi yang ia peroleh, berikut adalah warna feses yang normal pada bayi :
- Hijau kehitaman, pada hari-hari pertama setelah lahir biasanya feses bayi berwarna hijau kehitaman atau yang biasa dikenal dengan nama meconium. Dalam 24 jam pertama setelah kelahirannya bayi harus sudah mengeluarkan meconium minimal satu kali. Meconium ini biasanya nyaris tidak ada baunya. Biasanya mekonium inimengandung rambut halus/lanugo, sel-sel kulit, lendir, empedu, bilirubin, seldarah merah,dan air. ASI akan membantu melancarkan keluarnya mekonium dari tubuh bayi.
- Hijau kecoklatan, pada hari ke 3-4 berangsur-angsur meconium akan berubah warna menjadi hijau kecoklatan. Waspadai jika mekonium masih keluar pada hari ke 5 setelah bayi lahir.
- Kuning terang, pada bayi yang mengkonsumsi ASI lama kelamaan fesesnya akan berubah warna dari hijau kecoklatan menjadi kuning terang. Biasanya feses dengan warna kuning ini mulai ada baunya dengan tekstur yang lembek.
- Cokelat muda/kuning kecoklatan, pada bayi yang minum susu formula biasanya fesesnya akan berwarna sedikit kecoklatan seperti feses orang dewasa dengan tekstur yang lebih padat. Hal ini dikarenakan susu formula biasanya lebih sulit dicerna oleh bayi.
Pada beberapa kasus feses bayi bisa memiliki warna lain yang merupakan warna yang menandakan adanya masalah, jika bayi mengeluarkan feses dengan warna berikut sebaiknya segera periksakan ke dokter ya ;
- Merah, apabila feses bayi berwarna merah kemungkinan hal tersebut karena adanya darah segar dari dubur maupun usus yang keluar bersama feses.
- Hitam, Apabila bayi mengeluarkan feses berwarna hitam pada hari ke 5 setelah kelahirannya atau terus menerus mengeluarkan mekonium maka perlu dicurigai adanya darah yang dicerna pada saluran pencernaan.
- Pucat/putih, bayi yang mengeluarkan feses dengan warna pucat/putih menunjukan bayi mengalami infeksi atau adanya masalah penyakit kuning (jaundice). Kuning pada bayi biasanya terjadi pada minggu awal kelahirannya dan biasanya tidak hanya menyebabkan feses berwarna pucat namun juga menyebabkan kulit dan selaput mata berwarna kuning. Segera periksa apabila bayi mengalami tanda-tanda tersebut.
- Hijau, pada bayi ASI feses yang berwarna hijau bukan karena ibunya terlalu banyak makan sayuran hijau ya, namun karena bayi terlalu banyak menyerap laktosa. Apabila bayi mengeluarkan feses seperti ini, sebaiknya perbaiki teknik menyusui yaitu dengan memberikan ASI hindmilk dan foremilk untuk bayi atau dengan kata lain menyusukan payudara satu hingga habis baru berpindah kepayudara yang lain. Pada bayi dengan susu formula, feses yang berwarna hijau menandakan bayi tersebut tidak cocok dengan kandungan yang ada dalam susu formulanya.
Bayi baru lahir hendaknya mengeluarkan feses dalam 24 jam pertama setelah kelahirannya, apabila dalam 24 jam pertama feses tidak keluar segera periksakan ke dokter karena hal itu dapat berarti adanya penyumbatan pada usus, anus yang tidak berlubang, atau masalah kesehatan lain seperti hipotiroidisme, penyakit hirschsprung atau cystic fibrosis.
Seiring bertambahnya usia biasanya frekuensi BAB bayi akan meningkat, biasanya mulai hari kelima. Frekuensi BAB rata-rata sebanyak 2-3 kali/ hari. Pada bayi ASI, ada juga yang BAB setiap selesai menyusu dan ini tidak selalu berarti bayi diare. ASI cenderung mudah dicerna dan diserap oleh bayi sehinggga BAB pada bayi cenderung lancar. Perbedaannya dengan diare adalah tekstur feses pada diare cenderung cair dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari biasanya, bayi mengalami tanda-tanda dehidrasi dan nampak lemah.
Menginjak usia dua bulan, frekuensi BAB pada bayi ASI umumnya semakin berkurang karena usus telah berkembang dengan baik sehingga ASI terserap sempurna meski begitu frekuensi tiap bayi bisa berbeda-beda. Ada yang BAB setiap hari, ada yang tiga hari sekali bahkan ada yang sampai seminggu sekali. Selama bayi nampak sehat, tidak menangis kesakitan saat BAB dan konsistensi fesesnya lunak hal ini tidak masalah karena hal itu menandakan ASI terserap sempurna. Biasanya bayi ASI jarang sembelit karena ASI mudah dicerna tubuh bayi dan bersifat mengencerkan feses.
Pada usia 6 bulan, saat sudah makan MPASI biasanya frekuensi BAB bayi akan berubah sesuai dengan makanan yang dimakan. Jika bayi sembelit, nampak kesulitan BAB, dan fesesnya keras tambahkan air dan serat pada makanannya supaya BAB menjadi lancar.
Pada bayi yang mengkonsumsi susu formula hendaknya diperhatikan benar frekuensi BAB dan tekstur fesesnya. Jika fesesnya terlalu cair dan frekuensi BABnya terlalu sering atau malah fesesnya padat dan bayi tidak BAB setiap hari maka perlu dicurigai adanya kandungan dalam susu formula yang tidak cocok atau tidak bisa dicerna dengan baik oleh bayi. Bayi yang mengkonsumsi susu formula sebaiknya BAB setiap hari karena bayi dengan susu formula cenderung lebih mudah diare dan sembelit.
Nah, begitulah kira-kira kategori BAB yang normal pada bayi semoga cukup jelas dan bisa membantu mengobati kegundahan hati ibu-ibu soal BAB normal pada bayi ya!
Salam Cinta,
Xoxo
Seiring bertambahnya usia biasanya frekuensi BAB bayi akan meningkat, biasanya mulai hari kelima. Frekuensi BAB rata-rata sebanyak 2-3 kali/ hari. Pada bayi ASI, ada juga yang BAB setiap selesai menyusu dan ini tidak selalu berarti bayi diare. ASI cenderung mudah dicerna dan diserap oleh bayi sehinggga BAB pada bayi cenderung lancar. Perbedaannya dengan diare adalah tekstur feses pada diare cenderung cair dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari biasanya, bayi mengalami tanda-tanda dehidrasi dan nampak lemah.
Menginjak usia dua bulan, frekuensi BAB pada bayi ASI umumnya semakin berkurang karena usus telah berkembang dengan baik sehingga ASI terserap sempurna meski begitu frekuensi tiap bayi bisa berbeda-beda. Ada yang BAB setiap hari, ada yang tiga hari sekali bahkan ada yang sampai seminggu sekali. Selama bayi nampak sehat, tidak menangis kesakitan saat BAB dan konsistensi fesesnya lunak hal ini tidak masalah karena hal itu menandakan ASI terserap sempurna. Biasanya bayi ASI jarang sembelit karena ASI mudah dicerna tubuh bayi dan bersifat mengencerkan feses.
Pada usia 6 bulan, saat sudah makan MPASI biasanya frekuensi BAB bayi akan berubah sesuai dengan makanan yang dimakan. Jika bayi sembelit, nampak kesulitan BAB, dan fesesnya keras tambahkan air dan serat pada makanannya supaya BAB menjadi lancar.
Pada bayi yang mengkonsumsi susu formula hendaknya diperhatikan benar frekuensi BAB dan tekstur fesesnya. Jika fesesnya terlalu cair dan frekuensi BABnya terlalu sering atau malah fesesnya padat dan bayi tidak BAB setiap hari maka perlu dicurigai adanya kandungan dalam susu formula yang tidak cocok atau tidak bisa dicerna dengan baik oleh bayi. Bayi yang mengkonsumsi susu formula sebaiknya BAB setiap hari karena bayi dengan susu formula cenderung lebih mudah diare dan sembelit.
Nah, begitulah kira-kira kategori BAB yang normal pada bayi semoga cukup jelas dan bisa membantu mengobati kegundahan hati ibu-ibu soal BAB normal pada bayi ya!
Salam Cinta,
Xoxo
0 komentar:
Post a Comment
Feel free to ask anything, leave your comment. No SARA please :)