Menatap Pantai Purukambera dari padang Savana |
Akhirnya jejak kenangan tentang Sumba sampai di kepingan terakhir, meski begitu aku berharap suatu hari nanti aku bisa kembali menjejakkan kaki di tanah Sumba. Sebuah tempat di Indonesia yang telah mengajariku banyak hal. Sungguh aku rindu tempat itu, bahkan mungkin melebihi rinduku pada kampung halamanku. Mungkin karena bagiku, Sumba adalah titik balik yang mengubah banyak pandanganku tentang hidup, mungkin juga karena di Sumba aku belajar atri bersyukur dan merelakan, mungkin karena Sumba adalah tempat aku meneteskan air mata dan memeluk Tuhan untuk pertama kalinya.
Beberapa saat lalu aku melihat tayangan di televisi tentang Sumba dan syukurlah sekarang banyak sekali kemajuan yang terjadi di sana. Kini di sana ada photographer di tempat wisata, ada tim relawan yang membersihkan sampah di pantai, ada guide yang lebih profesional, semakin banyak tempat pilihan makan, dan banyak fasilitas baru yang membuat Sumba semakin nyaman bagi wisatawan. Semoga dengan begitu, akan semakin banyak lagi orang yang mengunjungi Sumba sehingga perekonomian daerah di sana semakin terbantu. Nah pada postingan kali ini aku akan bercerita tentang Purukambera, suatu tempat yang terkenal dengan padang savanahnya dan sebuah tempat di mana aku bisa menikmati berenang di pantai dengan bebas dan leluasa.
Pantai Purukambera terletak di sebelah utara pulau Sumba, sejauh 46 km dari kota waingapu dengan jarak tempuh sekitar 1.5 jam menggunakan kendaraan pribadi. Seingatku, untuk menuju kesini kami dulu biasanya melewati pantai Londalima (Baca juga ; Mengejar Sunrise di Pantai Londa Lima), naik ke atas bukit yang tinggi, melewati rumah-rumah penduduk yang kebanyakan masih merupakan rumah tradisional dan melewati padang savanah dimana sapi, kerbau, dan kuda asyik mencari makan.
Perjalanan ke Purukambera memang terbilang lama namun justru merupakan perjalanan yang paling terkenang dan berkesan. Seperti biasa kami pergi kesana menggunakan sepeda motor, berangkat dari Waingapu siang hari lalu berenang di Pantai Purukambera sampai jam17.00 WITA. Bisa di bayangkan perjalanan dari Pantai Purukambera selepas jam 17.00 WITA, melewati jalan yang minim penerangan, minim rumah penduduk, melewati jalanan yang waktu itu ada beberapa bagian yang rusak, sungguh asoy sekali! Aku pernah hampir menangis saat kami kesorean dan baru pulang dari Purukambera jam 17.30 WITA, waktu itu jalanan sangat sunyi, lampu sepeda motor kami hanya redup dan tak begitu menerangi jalan, langit gelap dan angin bertiup kencang. Di otakku mulai muncul skenario : Bagaimana jika sepeda motor mogok ditengah jalan dan kami tak bisa pulang? saat itu tidak ada mobil atau sepda motor lain yang lewat sehingga aku merasa semakin kalut. Untungnya kami sampai di rumah dengan selamat tanpa kendala apapun, dan sejak saat itu kami selalu pulang jam 5 sore dari Purukambera.
Fasilitas
Pantai Purukambera memiliki hamparan pasir yang cukup luas. Di dekat sana ada penginapan semacam resort kecil yang bernama Pantai Cemara dan itu adalah satu-satunya fasilitas penginapan yang ada di sana saat aku berkunjung ke Purukambera pertengahan tahun 2018. Selain itu? nothing. Nggak ada apa-apa di Pantai Purukambera, nggak ada toilet, kamar ganti, pedagang bahkan nggak ada wisatawan atau pengunjung pantai lain selain kami. Kadang kala ada beberapa warga lokal yang mencari ikan atau terumbu karang, namun itu sangat jarang.
Hal itu yang membuat kami sangat senang berkunjung ke Purukambera, kami bisa berenang dengan bebas dan leluasa. Kami bisa menikmati Purukambera rasa pantai pribadi karena tak ada pengunjung lain di sana, tak ada yang sibuk berswafoto, tak ada yang pacaran, tak ada yang menatap dengan tatapan sinis jika pakaian renangku tampak sexy, pokoknya hanya ada kami dan Pantai Purukambera. Nah karena tidak ada toilet dan kamar ganti, biasanya aku membawa air bersih di botol-botol untuk bilas dan kain sarung untuk membuat kamar ganti darurat. Biasanya sih aku dan suami membuat kamar ganti diantara dua pohon, dengan kain sarung sebagai "dinding"nya, Kami akan bergantian berjaga-jaga, siapa tahu ada orang lewat. Sungguh seru!Nanti sepulang dari Purukambera kain sarung ini juga berfungsi untuk membungkus tubuh Keira supaya tidak kedinginan di jalan mengingat kami hanya memakai sepeda motor. Karena tidak ada pedagang dan rentan lapar, maka biasanya aku membawa bekal makanan berat dan ringan dari rumah plus termos air hangat untuk membuat susu Keira. Jadi, kalau kamu ingin ke Purukambera sebaiknya persiapkan dengan baik perlengkapan dan bekalnya.
Tak ada apapun dan siapapun |
Pantai Purukambera memiliki hamparan pasir yang cukup luas. Di dekat sana ada penginapan semacam resort kecil yang bernama Pantai Cemara dan itu adalah satu-satunya fasilitas penginapan yang ada di sana saat aku berkunjung ke Purukambera pertengahan tahun 2018. Selain itu? nothing. Nggak ada apa-apa di Pantai Purukambera, nggak ada toilet, kamar ganti, pedagang bahkan nggak ada wisatawan atau pengunjung pantai lain selain kami. Kadang kala ada beberapa warga lokal yang mencari ikan atau terumbu karang, namun itu sangat jarang.
Hal itu yang membuat kami sangat senang berkunjung ke Purukambera, kami bisa berenang dengan bebas dan leluasa. Kami bisa menikmati Purukambera rasa pantai pribadi karena tak ada pengunjung lain di sana, tak ada yang sibuk berswafoto, tak ada yang pacaran, tak ada yang menatap dengan tatapan sinis jika pakaian renangku tampak sexy, pokoknya hanya ada kami dan Pantai Purukambera. Nah karena tidak ada toilet dan kamar ganti, biasanya aku membawa air bersih di botol-botol untuk bilas dan kain sarung untuk membuat kamar ganti darurat. Biasanya sih aku dan suami membuat kamar ganti diantara dua pohon, dengan kain sarung sebagai "dinding"nya, Kami akan bergantian berjaga-jaga, siapa tahu ada orang lewat. Sungguh seru!Nanti sepulang dari Purukambera kain sarung ini juga berfungsi untuk membungkus tubuh Keira supaya tidak kedinginan di jalan mengingat kami hanya memakai sepeda motor. Karena tidak ada pedagang dan rentan lapar, maka biasanya aku membawa bekal makanan berat dan ringan dari rumah plus termos air hangat untuk membuat susu Keira. Jadi, kalau kamu ingin ke Purukambera sebaiknya persiapkan dengan baik perlengkapan dan bekalnya.
Aktivitas
Ombak di Pantai Purukambera relatif tenang sehingga sangat nyaman untuk berenang atau bermain air. Pasirnya bersih dan halus, asyik untuk sekedar duduk, membuat istana pasir atau berjemur. Jika kebetulan airnya surut, tak usah khawatir! Terumbu karang di sana masih sangat cantik dan alami, dengan hewan-hewan laut yang sesekali muncul. Asuik untuk diamati, namun tolong jangan dibawa pulang ya!
Sebelum mencapai pantainya, di sepanjang jalan kita akan menemui padang savana yang cantik dan eksotis untuk berfoto ria. Jika beruntung kita juga bisa melihat kawanan ternak seperti kuda, kerbau, kambing, sapi dan kadang kala baibi asyik merumput. Cocok bagi mereka yang membawa anak kecil karena bisa sekaligus mengenalkan hewan dan habitatnya. Namun hati-hati ya, karena hewan ternak di sini cenderung dibiarkan saja tanpa penggembala jadi jangan kaget kalau misalnya tiba-tiba ada kawanan sapi menyebrang jalan.
Meski udaranya panas, namun angin di pantai Purukambera dan padang Savananya cukup besar. Saranku sih pakai jaket atau kain sumba deh biar nggak kena debu atau tertiup angin, pakai topi dan kacamata juga kalau nggak mau kelilipan. Tapi tenang saja, meski anginnya cukup kencang namun belumcukup untuk mengaburkan kenanganmu tentangnya kok. Hihihihi
Pantai favorit untuk berenang! |
Ombak di Pantai Purukambera relatif tenang sehingga sangat nyaman untuk berenang atau bermain air. Pasirnya bersih dan halus, asyik untuk sekedar duduk, membuat istana pasir atau berjemur. Jika kebetulan airnya surut, tak usah khawatir! Terumbu karang di sana masih sangat cantik dan alami, dengan hewan-hewan laut yang sesekali muncul. Asuik untuk diamati, namun tolong jangan dibawa pulang ya!
Sebelum mencapai pantainya, di sepanjang jalan kita akan menemui padang savana yang cantik dan eksotis untuk berfoto ria. Jika beruntung kita juga bisa melihat kawanan ternak seperti kuda, kerbau, kambing, sapi dan kadang kala baibi asyik merumput. Cocok bagi mereka yang membawa anak kecil karena bisa sekaligus mengenalkan hewan dan habitatnya. Namun hati-hati ya, karena hewan ternak di sini cenderung dibiarkan saja tanpa penggembala jadi jangan kaget kalau misalnya tiba-tiba ada kawanan sapi menyebrang jalan.
Meski udaranya panas, namun angin di pantai Purukambera dan padang Savananya cukup besar. Saranku sih pakai jaket atau kain sumba deh biar nggak kena debu atau tertiup angin, pakai topi dan kacamata juga kalau nggak mau kelilipan. Tapi tenang saja, meski anginnya cukup kencang namun belumcukup untuk mengaburkan kenanganmu tentangnya kok. Hihihihi
Tips Traveling
- Di Pantai Purukambera nggak akan bisa sih kalau mau jadi inces, disana nggak ada toilet. Jadi untuk urusan kencing, bilas dan ganti baju semua dilakukan dengan air bilasan bekal dari rumah dan kreativitas masing-masing. Semoga kedepannya segera ada fasilitas yang lebih memadahi ya di Purukambera.
- Karena nggak ada penjual, sebaiknya bawa bekal dari rumah. Tapi hati-hati ya, kadang ada anjing seliweran jadi harap di simpan baik-baik bekalnya.
- Jika ingin foto di savana, datanglah pagi sebelum jam 11 atau sore setelah jam 2 siang karena percayalah, SUMBA ITU PANAS TERIK.
- Jika menggunakan mobil, pulang setelah sunset akan membuat kalian bisa menikmati langit sumba yang indah saat malam. Karena di sepanjang jalan dari Purukambera ke Waingapu itu minim banget cahaya, jadi langitnya bisa super bagus. Tapi kalau kalian pakai sepda motor, sebaiknya hati-hati ya jika pulang setelah sunset karena jalannya gelap , dingin dan sedikit seram.
Meski akhirnya kepingan ini berakhir, aku berharap suatu hari nanti aku bisa kembali berkunjung ke tanah Sumba. Aku sungguh rindu menapaki jalanannya, menatap wajah-wajah bahagia penuh ketulusan di sana, mencicipi ikan-ikan segar di dermaga, berburu kebutuhan sehari-hari di toko Niki Sae, berburu sayuran di pasar, jalan-jalan melihat kain tenun, dan memeluk Tuhan sambil menikmati indahnya alam Sumba.
Bagiku Sumba akan selalu memiliki tempat tersendiri di hati yang mungkin tak akan pernah bisa terganti. Aku tahu aku telah jatuh cinta, pada Sumba.
Sampai jumpa!
Cantiknya Purukambera |
- Di Pantai Purukambera nggak akan bisa sih kalau mau jadi inces, disana nggak ada toilet. Jadi untuk urusan kencing, bilas dan ganti baju semua dilakukan dengan air bilasan bekal dari rumah dan kreativitas masing-masing. Semoga kedepannya segera ada fasilitas yang lebih memadahi ya di Purukambera.
- Karena nggak ada penjual, sebaiknya bawa bekal dari rumah. Tapi hati-hati ya, kadang ada anjing seliweran jadi harap di simpan baik-baik bekalnya.
- Jika ingin foto di savana, datanglah pagi sebelum jam 11 atau sore setelah jam 2 siang karena percayalah, SUMBA ITU PANAS TERIK.
- Jika menggunakan mobil, pulang setelah sunset akan membuat kalian bisa menikmati langit sumba yang indah saat malam. Karena di sepanjang jalan dari Purukambera ke Waingapu itu minim banget cahaya, jadi langitnya bisa super bagus. Tapi kalau kalian pakai sepda motor, sebaiknya hati-hati ya jika pulang setelah sunset karena jalannya gelap , dingin dan sedikit seram.
Meski akhirnya kepingan ini berakhir, aku berharap suatu hari nanti aku bisa kembali berkunjung ke tanah Sumba. Aku sungguh rindu menapaki jalanannya, menatap wajah-wajah bahagia penuh ketulusan di sana, mencicipi ikan-ikan segar di dermaga, berburu kebutuhan sehari-hari di toko Niki Sae, berburu sayuran di pasar, jalan-jalan melihat kain tenun, dan memeluk Tuhan sambil menikmati indahnya alam Sumba.
Bagiku Sumba akan selalu memiliki tempat tersendiri di hati yang mungkin tak akan pernah bisa terganti. Aku tahu aku telah jatuh cinta, pada Sumba.
Sampai jumpa!
0 komentar:
Post a Comment
Feel free to ask anything, leave your comment. No SARA please :)