Taman Mini Indonesia Indah |
Pada hari ulang tahun Keira yang ke tiga, kami berencana mengunjungi Ragunan namun apadaya akibat perencanaan yang kurang matang ternyata pada hari yang ditentukan Ragunannya tutup! Terpotek hati mamak iniiii~ akhirnya kami putuskan pergi ke Taman Mini Indonesia Indah (TMII) yang kata Google buka hari itu.
Aku terakhir ke TMII itu kayaknya tahun 2010 deh sedang ayahnya Keira juga udah luama, mungkin juga sekitar 2011. Nah waktu itu Ayah Keira cerita kalau dia sama adeknya ya jalan kaki aja gitu selama di TMII dan aku sendiri terus terang nggak begitu ingat detail ke TMII. Jebulannya pas nyampe sana, TMII itu nggak ada mini-mininya sama sekali. Mbayangin harus gendong Keira keliling Taman Mini aja aku udah mau nangis, bisa-bisa balik dari sana kakiku letoy kayak slime. Ya begitulah temanp-teman kalau pergi dadakan tanpa rencana apalgi ditambah bawa anak balita, mumet kepalanya. Eh tapi seru lhooo~
Tiket Masuk ke TMII ini murah banget, seingatku tiket pintu masuknya hanya sebesar Rp 20.000/orang tidak termasuk parkir kendaraan. Nantinya jika masuk lagi ke wahana berbayar ya bayar lagi. Untungnya di TMII ada persewaan sepeda motor, jadi ibu nggak jadi nangis dan kakinya nggak jadi berubah menjadi slime. Yah meski harganya tentu saja diatas sewa harian di luar tempat wisata ya. Sewa motor ini Rp 150.000/3 Jam kalau nggak salah inget. Maafkan aku nggak terlalu ingat soal harganya karena yang bayar ayah Keira, berhubung aku udah manyun karena suami dengan Pede jaya cerita dulu dia jalan kaki keliling TMIInya. Ya keleeuuuuuss situ jalan nggak sambil bawa anak. Hih.
Nah berhubung jam yang terbatas (kalau lebih dari 3 jam kan bayar sewa lagi :( ) maka kami memutuskan untuk pergi ke Dunia Air Tawar & Dunia Serangga dan Istana Anak plus beberapa anjungan kalau masih sempat. Alasan kami memilih Dunia Air Tawar simple karena Keira suka Ikan plus Dunia Air Tawar sudah sekali jalan dengan Dunia Serangga. Bayanganku, nanti bisa sekalian ajarin Keira Proses berubahnya ulat menjadi kupu-kupu.
Wahana, Anjungan dan Museum di TMII ini buanyak banget jadi memang sebaiknya ditentukan dari awal mau kemana saja supaya nggak tersesat dalam kenangan masa lalumu lebih efektif acara jalan-jalannya dan nggak kebingungan ditengah jalan. Mungkin karena saking banyak dan luasnya TMII pemeliharaan di beberapa sudut juga kurang, banyak bangunan yang sudah lama dan permainan anak yang teronggok di sudut TMII. Bikin aku bayangin, siapa ya yang mainin kalau malam-malam.... Meski begitu, dengan segala kekunoannya dan segala pelik masalah yang ada di balik TMII di mataku TMII adalah salah satu bukti nyata betapa seorang suami bisa begitu mendukung dan memujudkan mimpi istrinya karena cinta. Iya, bagi yang belum tahu TMII ini digagas oleh ibu Tien Soeharto dan diwujudkan oleh Bapak Soeharto (dengan cara apapun).
Tempat pertama yang kami kunjungi di TMII adalah Dunia Air Tawar. Tiket masuknya sebesar Rp 30.000 per orang. Di dalamnya ada aneka jenis ikan air tawar, mulai dari yang ukurannya mini sampai yang ukurannya lebih besar dari aku. Dari yang bentuknya wajar sampai yang punya kaki (aku baru tahu ada ikan punya kaki!!), di dalamnya ada juga kura-kura, bioskop dan percontohan ekosistem sungai. Sayangnya waktu aku ke sana ada beberapa bagian yang dalam perbaikan sehingga gelap dan amis, tapi koleksinya lumayan banyak kok. Cukuplah untuk harga segitu. Keira sendiri antusias di dalam karena ya dia suka banget sama ikan, jadi anaknya lari kesana kesini.
Nah kalau beli tiket Dunia Air Tawar kita akan dapat tiket terusan ke Dunia Serangga. Bangunan Dunia Serangga ini ada di sebelah Dunia Air Tawar dan waktu aku ke sana nggak ada petugas yang jaga plus nggak ada pengunjung lain. Isi dalam Dunia Serangga ini sebenernya lengkap tapi nggak menarik. Isinya semacam lalat, nyamuk, kumbang, dll yang dikeringin. Trus nggak ada juga fase ulat jadi kupu-kupu, meski begitu di sini ada taman kupu-kupunya. Lumayanlah meski nggak ada 10 ekor kupunya pas aku kesana.
Di dekat Dunia Air Tawar ada wahana perahu air yang bisa dikayuh, waktu itu Keira ngeyel banget pengen nyobain. Yaudah akhirnya kita nyobain, bayar RP 20.000/sesi, bonus badan sehat karena ngayuh di danauuuu~
Setelah dari Dunia Air Tawar kami menuju ke istana anak, tiket masuknya cuma RP 10.000 aja dan bisa main di playground gratisan. Hanya saja kalau mau naik permainan lain atau berenang ya harus bayar lagi. Istana Anak ini juauuuh buanget dari ekspektasiku sih, soalnya lihat bangunannya yang agak-agak mirip kastil gitu aku langsung bayanginnya mainan yang indah-indah. Tapi ternyata playgroundnya udah pada karatan dan kuno. Mungkin dulu saat Istana Anak ini baru jadi, mainan di sana termasuk mewah namun seiring bertambahnya jaman karena Istana Anak ini nggak update jadi ya terkesan jauuh ketinggalan jaman. Mainannya tuh masih yang model ayunan, jungkat-jungkit, gitu-gitu deh. Kalau wahana berbayar aku nggak nyoba karena terlanjur kecewa sama ekspektasi, cuma kulirik-lirik ya macam kereta jalan, mobil putar, dll.
Yang paling bikin aku sebel adalah meski judulnya Istana Anak namun banyak bapak-bapak yang ngrokok di dalam area ini. Kesel nggak sih?? kan judulnya istana anak, kok malah dibolehin ngrokok dengan bebas di sini. Kan kasian buat yang bawa anak-anak kecil. Hih. Akhirnya kami cabut dari sini tanpa nyobain mainan apa-apa, cuma foto doang di depan.
Berhubung jam sewa motor udah mau habis kami akhirnya cuma sempat main ke anjungan NTT, nglepas rindu sama NTT meski nggak nemu penjual Se'i khas kupang, huhuhu. Padahal aroma wangi gudeg di Anjungan Jogja sudah memanggil manggil namaku namun aku terpaksa dadah-dadah ala miss universe karena yang punya motor sewaan sudah menanti kami. Perjalanan hari itu ditutup dengan makan siang dan pulang ke hotel naik trans Jakarta yang punya halte dadakan di depan TMII.
Trus pengen balik lagi ke sana nggak? well... saat ini sih enggak ya.
Ps : Saat Kemari kami nggak bawa Kamera Proper, maklum namanya juga dadakan. Makanya foto cuma seadanya aja pakai handphone :(
0 komentar:
Post a Comment
Feel free to ask anything, leave your comment. No SARA please :)