cute baby |
Sejak jaman nenek moyang dulu, persalinan digambarkan sebagai suatu proses yang menyakitkan, penuh darah dan penderitaan. Jarang kita mendengar seorang ibu bercerita bahwa persalinannya menyenangkan, penuh cinta dan nyaman. Biasanya ibu-ibu bercerita bahwa persalinan mereka sakit, dijahitnya sakit, bahkan ada yang bilang kalau dia kapok melahirkan!
Hal-hal seperti ini kadang membuat ibu-ibu yang baru pertama hamil merasa ngeri dengan persalinan, Belum lagi informasi seputar persalinan biasanya identik dengan video menyeramkan yang berdarah-darah dan penuh jeritan. Rasanya main dag dig dug ya mau melahirkan, sudahlah kita belum ada gambaran tentang persalinan, eh ketika nanya orang dan lihat video hasilnya malah tambah takut.
Nggak apa kok, takut adalah hal yang wajar. Takut adalah suatu mekanisme tubuh yang membuat kita lebih waspada, takut itu perlu. Takut pada ketinggian membuat kita berpegangan erat saat perlu memanjat. Takut terluka membuat kita lebih berhati-hati saat berjalan. Takut kehilangan membuat kita sungguh-sungguh menjaga, Maka sudah semestinya takut menghadapi persalinan akan membuat kita lebih gigih mempersiapkan persalinan. Entah itu dengan belajar, bertanya, riset, senam atau dengan kata lain memberdayakan diri.
Kadang kita takut karena kita "buta" terhadap medannya, tidak tahu apa yang akan terjadi, tidak tahu apa yang mesti dilakukan. Jadi memang salah satu cara menghadapi ketakutan itu adalah dengan menyiapkan "senjata" untuk menghadapinya. Yha... supaya nggak kopong-kopong banget gitu lho, apalagi sekarang ini informasi sangat mudah di akses. Ibu bisa mulai belajar apa saja tanda persalinan, bagaimana cara menghadapi tanda-tanda persalinan tersebut. Ibu juga bisa mulai memahami kala 1,2,3 dan 4, mencari tahu apa saja yang perlu dilakukan supaya tubuh kita siap menghadapi persalinan.
Tanamkan juga sugesti positif dalam diri, yakinkan bahwa "Persalinanku berjalan lancar dan mudah, anakku sehat, aku sehat, ASIku melimpah ruah." Percaya pada Tuhan bahwa ia akan menjaga kita dan menolong kita, bawa dalam doa setiap hari. Ajak ngobrol janin dan minta dia supaya membantu kita saat persalinan nanti, yakinlah janin kita itu pintar dan bisa memahami apa yang kita biacarakan. Percayalah 80% dari ketakutan kita itu sesungguhnya tidak akan terjadi. Kurangi paparan hal-hal negatif yang mungkin bisa membuat kita down seperti video persalinan yang terlalu ekstrim, cerita dan omongan tetangga.
Aku dulu sempat stress menjelang persalinan, bukan karena tidak memahami apa yang akan terjadi namun karena saking seringnya melihat persalinan patologis/tidak normal. Alu takut mengalami ini dan itu, bayiku begini begitu. Namun aku berusaha menanamkan pada diriku jika 90% ibu melahirkan normal tanpa masalah, tentu aku juga akan begitu. Aku juga perbanyak membaca, mencari tahu hal-hal yang berhubungan dengan kegundahanku. Rajin memeriksakan diri dan konsultasi dengan dokter, melihat hal-hal positif dan meditasi. Akhirnya semua itu bisa terlalui dengan baik, dan nyatanya aku baik-baik saja. Ketakutanku tidak terbukti.
Menjadi ibu adalah suatu proses yang tentunya tidak akan mudah, dan itulah yang nantinya akan membawa makna bagi kehidupan kita. Alih-alih fokus pada ketakutan, manfaatkan energi untuk melakukan hal-hal yang bisa maminimalisir ketakutan itu. Change your flawn into your power, i believe you can do it!
0 komentar:
Post a Comment
Feel free to ask anything, leave your comment. No SARA please :)